Ia menekankan bahwa kecepatan penyampaian berita harus selalu dibarengi dengan ketepatan dalam membaca serta menginterpretasikan data, karena kesalahan sekecil apa pun dapat berdampak luas, mulai dari menggeser opini publik hingga mempengaruhi arah kebijakan daerah.
Hal tersebut disampaikan Ahmadriswan saat membuka Workshop Wartawan bertema “Strategi Liputan Berbasis Data untuk Mengawal Pembangunan Daerah” yang berlangsung di Aula BPS Lampung, Rabu (10/12/2025).
Workshop tersebut turut dihadiri Ketua PWI Provinsi Lampung Wira Adi Kusuma, jurnalis senior Ardian Saputra, serta puluhan wartawan dari berbagai media.
Dalam sambutannya, Ahmadriswan menyampaikan apresiasi atas komitmen para jurnalis dalam menyediakan informasi yang valid dan akurat bagi masyarakat.
Ia menegaskan bahwa media bukan hanya mitra penyebaran informasi, tetapi juga mitra strategis dalam membangun pemahaman publik terhadap data statistik.
“Satu angka yang disalahpahami dapat mengubah opini publik, memengaruhi keputusan, bahkan menggeser arah kebijakan. Karena itu, literasi statistik bagi jurnalis menjadi agenda strategis BPS,” ujar Ahmadriswan.
Dalam kesempatan tersebut, Ahmadriswan juga mengajak insan pers untuk berperan aktif dalam menyukseskan Sensus Ekonomi (SE) 2026, sebuah proyek statistik nasional yang dilakukan setiap 10 tahun sekali. Sensus ini akan memotret seluruh aktivitas ekonomi, termasuk usaha besar hingga pelaku UMKM di seluruh wilayah, tanpa pengecualian.
Ia menekankan bahwa keberhasilan SE 2026 sangat bergantung pada kejujuran dan keterbukaan masyarakat dalam memberikan data. Karena itu, dukungan media dalam memberikan edukasi publik dinilai sangat penting.
“BPS akan kesulitan tanpa dukungan masyarakat. Media berperan strategis dalam membangun kesadaran bahwa data yang diberikan tidak digunakan untuk penegakan hukum, tetapi murni untuk perencanaan pembangunan,” katanya.
Ahmadriswan menyebutkan bahwa data statistik menjadi fondasi penting dalam merumuskan kebijakan ekonomi daerah, memetakan potensi wilayah, serta memperkuat usaha di Provinsi Lampung.
Ia berharap media dapat memberikan pemberitaan yang proporsional dan berbasis data, sehingga narasi pembangunan dapat bergerak sejalan dengan perencanaan yang telah disusun pemerintah.
“Kami ingin jurnalis semakin percaya diri membaca tabel, grafik, dan tren indikator. Setiap berita yang berbasis data akan memperkuat pengetahuan masyarakat dan mendukung percepatan pembangunan di Lampung.
“Mari kita bersinergi membangun negeri melalui data dan informasi yang berkualitas. Dengan literasi statistik yang baik, kita bisa menciptakan ruang publik yang lebih sehat dan informatif,” tutupnya.
