Bandar Lampung — Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Wilayah Lampung melantik pengurus baru periode 2024–2027 dalam acara Seminar dan Pelantikan Pengurus MTI Lampung bertema “Global Port City: Connect Local Growth with Global Trade”, yang digelar Kamis (4/12/2025) di Radisson Hotel, Bandar Lampung.
Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Umum MTI Ir. Haris Muhammadun, ATD., M.M., IPU., Direktur Utama DAMRI Setia N. Milatia Moemin, perwakilan Gubernur Lampung sekaligus Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Lampung Bambang Sumbogo, serta para pemangku kepentingan transportasi, akademisi, dan pelaku industri. Kegiatan ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat kolaborasi multipihak dalam meningkatkan daya saing transportasi dan logistik di Provinsi Lampung.
Erwin Octavianto selaku Ketua MTI Lampung terpilih menegaskan bahwa kepengurusan periode 2024–2027 membawa tanggung jawab besar dalam memperkuat peran MTI sebagai pusat kajian, riset, dan kolaborasi kebijakan transportasi.
“Kami berkomitmen menjadikan MTI Lampung sebagai rumah kolaborasi—mitra strategis pemerintah, akademisi, dan industri. Fokus kami adalah transportasi yang aman, inklusif, efektif, dan berkelanjutan,” ujarnya.
Ia menambahkan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) akan menjadi program prioritas MTI selama tiga tahun ke depan melalui seminar, workshop, dan edukasi publik. Aditya menekankan pentingnya inovasi teknologi, penelitian, dan integrasi sistem transportasi umum untuk menjawab tantangan besar sektor transportasi di Lampung.
Menurutnya, penguatan SDM menjadi kunci agar teknologi yang terus berkembang dapat diimplementasikan secara efektif. “Teknologi tanpa SDM yang mampu mengoperasikan dan mengelolanya tentu tidak optimal. Karena itu kami punya tanggung jawab besar untuk mendorong peningkatan kompetensi SDM dan birokrasi transportasi,” jelasnya.
Dalam sambutan mewakili Gubernur Lampung, Kepala Dinas Perhubungan Bambang Sumbogo menyampaikan bahwa pemerintah daerah terus melakukan terobosan di tengah keterbatasan anggaran. Salah satu inovasi besar adalah pengadaan kapal feri modern melalui skema public–private partnership (PPP).
“Kami memiliki kapal baru yang dibangun di China selama 16 bulan. Ini kapal tercepat, termewah, dan nomor tiga terbesar di Indonesia. Kapal ini menjadi kebanggaan Lampung dan dapat memperkuat efisiensi logistik di Selat Sunda,” ujar Bambang.
Skema kerja sama tersebut diproyeksikan memberikan pendapatan stabil bagi daerah tanpa menggunakan dana APBD. Selain itu, pemerintah provinsi tengah mempersiapkan berbagai program strategis, seperti:
pembukaan alur layar baru,
pengembangan jalur penghubung Panjang–Tanjung Priok dan Panjang–Bangka Belitung,
serta penjajakan investasi transportasi dari China, Dubai, dan Arab Saudi.
Dalam sambutan gubernur yang dibacakan Bambang Sumbogo, ditegaskan bahwa Lampung memiliki karakteristik lengkap untuk tumbuh sebagai Global Port City. Potensi tersebut didukung oleh meningkatnya permintaan komoditas pangan, intensitas ekspor, terbukanya pasar global, serta kebutuhan percepatan logistik nasional.
Namun demikian, sejumlah tantangan perlu diantisipasi, seperti persaingan logistik global, tuntutan efisiensi biaya, digitalisasi pelabuhan, hingga agenda keberlanjutan lingkungan.
“Di titik inilah peran kota pelabuhan menjadi penting. Lampung memiliki semua potensi itu. MTI Lampung harus menjadi kolaborator utama dalam mewujudkan integrasi pelabuhan, konektivitas darat, dan pengembangan kota berbasis informasi digital,” tegasnya.
Seminar dan pelantikan ini menjadi awal dari rangkaian program peningkatan kapasitas SDM serta penguatan ekosistem transportasi dan logistik di Lampung. MTI Lampung diharapkan dapat menjadi motor penggerak riset, edukasi, dan kolaborasi kebijakan untuk mendorong terwujudnya Lampung sebagai kota pelabuhan global yang terintegrasi, modern, dan berdaya saing tinggi.(Yuli)
