Bandar Lampung – Dinas Pendidikan Provinsi Lampung menggulirkan program peminatan kelas migran vokasi sebagai bagian dari upaya mempersiapkan lulusan yang siap kerja di luar negeri. Sebanyak 8.500 siswa telah terdaftar dalam program ini, yang difokuskan untuk penempatan kerja ke Jepang, Korea Selatan, dan sejumlah negara tujuan lainnya.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, Thomas Americano, mengungkapkan bahwa antusiasme para siswa terhadap program ini sangat tinggi. Setelah proses peminatan selesai, peserta akan menjalani pembelajaran bahasa dan budaya sesuai kebutuhan negara tujuan.
“Setelah proses peminatan, tahap berikutnya adalah pembelajaran bahasa dan budaya yang disesuaikan dengan kebutuhan negara tujuan. Antusias siswa sangat luar biasa,” ujar Thomas saat ditemui di ruang kerjanya, Jum'at (1/8).
Untuk memastikan program tepat sasaran, Dinas Pendidikan telah membentuk tim khusus yang bertugas memetakan minat siswa dan mencocokkannya dengan sektor industri yang dibutuhkan di negara tujuan. Setiap sektor, seperti otomotif, ekonomi, dan lainnya, memiliki karakteristik serta metode pembelajaran yang berbeda.
“Setiap sektor memiliki kebutuhan dan treatment pembelajaran yang berbeda. Oleh karena itu, pendekatannya pun harus disesuaikan,” jelas Thomas.
Thomas juga menekankan pentingnya proses monitoring dan evaluasi untuk mengukur daya serap siswa, terutama menjelang sertifikasi bahasa tingkat N4—standar dasar kemampuan bahasa Jepang yang diakui secara internasional.
“Sertifikasi bahasa tingkat N4 bukan hal mudah. Maka dari itu, kami sedang berupaya menghadirkan lembaga sertifikasi resmi di Lampung agar proses bisa dilakukan rutin dan efisien,” tambahnya.
Dengan sistem pembelajaran berbasis kemampuan, para siswa akan dikelompokkan ke dalam kelas sesuai kecepatan belajarnya masing-masing.
Sebagai langkah awal, program akan menyasar siswa kelas 12 dan alumni SMK/SMA. Saat ini, sebanyak 44 guru telah disiapkan untuk pelatihan intensif yang direncanakan berlangsung selama 3 hingga 5 bulan.
Untuk siswa aktif kelas 12, program ini dibiayai penuh oleh pemerintah, Adapun biaya untuk buku dan modul pelatihan kisaran sebesar Rp300.000, dengan skema pembayaran yang dapat dicicil sementara alumni akan dikenakan biaya pelatihan mandiri.
Jepang menjadi negara pertama yang secara resmi siap menjalin kerja sama dalam program ini. Namun, Dinas Pendidikan juga membuka peluang kerja sama dengan negara-negara lain seperti Korea Selatan, Taiwan, Australia, dan lainnya, sesuai hasil koordinasi dengan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI).
“Kami terus melakukan sinkronisasi data dan kebutuhan dengan P2MI agar program ini berjalan efektif dan tepat sasaran,” tegasnya.
Dengan program ini, Pemerintah Provinsi Lampung menargetkan penurunan angka pengangguran dan peningkatan kualitas tenaga kerja muda. Thomas menegaskan bahwa peluang kerja di luar negeri dengan penghasilan yang lebih layak menjadi solusi strategis dibandingkan kerja serabutan di kota-kota besar.
“Tujuan utama kami adalah menekan angka pengangguran. Daripada lulusan bekerja serabutan di kota besar, lebih baik kita arahkan ke luar negeri dengan penghasilan yang menjanjikan,” pungkas Thomas.