Bandar Lampung – Program bantuan septic tank gratis dari pemerintah kembali memberikan manfaat nyata bagi warga Kelurahan Keteguhan.
Lurah Keteguhan, Sayuti, mengatakan bahwa program ini difokuskan bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan, terutama yang tinggal di bantaran kali dan belum memiliki sarana sanitasi yang layak.
Sayuti mengungkapkan, sebagian warga sebelumnya masih membuang limbah rumah tangga langsung ke aliran sungai karena keterbatasan ekonomi untuk membangun septic tank.
Melalui program ini, pemerintah berharap kualitas kesehatan lingkungan dan perilaku hidup bersih dapat meningkat secara signifikan.
“Ada warga yang memang tidak mampu, dan ada juga yang karena tinggal di pinggir kali sehingga memilih cara praktis. Inilah langkah-langkah kita menuju lingkungan sehat dan mencapai zero open defecation free(ODF). Alhamdulillah pembangunan sudah hampir selesai, tinggal beberapa yang tahap finishing,” ujar Sayuti pada Senin (8/12/2025) di ruang kerjanya.
Ia menjelaskan bahwa sekitar 132 unit septic tank telah dibangun dan dipasang di berbagai RT, meski masih ada beberapa wilayah yang belum terjangkau karena kondisi tempat yang berbeda-beda. Pengajuan program sendiri sudah dilakukan sejak awal tahun.
Sayuti menambahkan, warga penerima manfaat tetap memiliki tanggung jawab untuk merawat septic tank agar dapat berfungsi optimal dan bertahan lama.
“Perawatannya penting. Jika sudah penuh harus disedot, kalau ada kebocoran harus segera diperbaiki, dan volumenya harus dijaga. Untuk standarnya, penggalian dilakukan berukuran 1 x 1,5 meter dengan kedalaman 1,5 meter,” jelasnya.
Sayuti berharap pada tahun mendatang capaian sanitasi sehat di seluruh lingkungan Kelurahan Keteguhan dapat meningkat hingga mencapai status Zero ODF (Open Defecation Free).
Sementara itu, salah satu warga penerima bantuan di RT 10, Eka, mengaku sangat bersyukur mendapatkan fasilitas septic tank gratis tersebut. Sebelum menerima bantuan, keluarganya terpaksa membuang limbah langsung ke aliran kali karena tidak memiliki sarana pembuangan yang memadai.
“Senang sekali bisa dapat bantuan dari pemerintah. Dulu pembuangannya langsung ke kali karena belum tahu harus bagaimana dan biaya membuat septic tank itu cukup mahal,” tutur Eka.
Ia menyebutkan, pembuatan septic tank secara mandiri bisa menghabiskan biaya sekitar Rp2,5 juta, termasuk pembelian besi dan material bangunan. Karena itu, program ini sangat membantu beban ekonomi keluarga.
Eka berharap ke depan pemerintah dapat kembali melanjutkan program serupa agar lebih banyak warga lain yang layak bisa mendapatkan bantuan.(Yuli)
