Bandar Lampung — RSUD Dr. H. Abdul Moeloek (RSUDAM) Provinsi Lampung menggelar Lokakarya Penjaringan Aspirasi Masyarakat terhadap Pelayanan Rumah Sakit, Kamis (11/12/2025), bertempat di Ballroom Radisson, Bandar Lampung.
Acara ini dihadiri oleh perwakilan Gubernur Lampung, pimpinan instansi vertikal, organisasi profesi kesehatan, para direktur RSUD kabupaten/kota, mitra kesehatan, serta berbagai pemangku kepentingan lainnya.
Dr.Yusmaidi,Sp,B,KBD Wadir Keperawatan Layanan dan Penunjang Medik RSUDAM menyampaikan bahwa forum semacam ini sangat penting dalam merumuskan langkah strategis peningkatan mutu layanan. RSUDAM sebagai rumah sakit rujukan utama Provinsi Lampung dituntut terus bertransformasi agar mampu memberikan pelayanan yang lebih cepat, aman, merata, dan berkualitas.
Manajemen RSUDAM juga memaparkan sejumlah capaian dan program prioritas, di antaranya:
1. Penguatan tata kelola layanan dan akuntabilitas.
2. Pengembangan layanan prioritas sebagai rumah sakit rujukan provinsi.
3. Peningkatan kualitas SDM kesehatan melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan.
4. Penyempurnaan sistem pengaduan untuk mencegah maladministrasi dan risiko hukum.
5. Penguatan kerja sama dengan rumah sakit kabupaten/kota untuk memperluas jaringan pelayanan.
Lokakarya dibuka secara resmi oleh M. Firsada, yang hadir mewakili Gubernur Lampung Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat.
Dalam sambutannya, ia membacakan pesan Gubernur Lampung yang menekankan pentingnya kualitas pelayanan publik, khususnya sektor kesehatan sebagai kebutuhan dasar masyarakat.
Kegiatan ini merupakan implementasi dari amanat Peraturan Menteri PAN-RB tentang penyelenggaraan Forum Konsultasi Publik. Melalui forum ini, rumah sakit dapat menerima langsung kritik, masukan, dan harapan masyarakat serta mitra layanan kesehatan.
Dalam sambutan tertulis Gubernur Lampung yang dibacakan Dr. Prisada, disebutkan bahwa kualitas pelayanan kesehatan merupakan salah satu indikator penting kemajuan suatu daerah.
“Di rumah sakit tidak ada yang lebih penting daripada pelayanan. Tidak ada yang bisa bersembunyi ketika pasien menunggu sambil memegang nomor antrean,” ujarnya.
Gubernur juga menekankan bahwa transformasi kesehatan nasional—mulai dari layanan primer, layanan rujukan, hingga ketahanan sistem kesehatan—harus diimplementasikan secara nyata, bukan sekadar jargon kebijakan.
Sebagai satu-satunya rumah sakit kelas B di Lampung dengan beban pelayanan terbesar, RSUDAM diharapkan terus berkembang melalui dukungan anggaran daerah untuk sarana prasarana, alat kesehatan, serta peningkatan kompetensi SDM.
Gubernur juga memberikan pesan khusus kepada seluruh tenaga medis dan nonmedis RSUDAM bahwa mereka merupakan pilar utama pelayanan yang menentukan kualitas dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit.
“Kompetensi, ketulusan, dan integritas adalah jantung pelayanan kesehatan,” tegasnya.
Ia berharap setiap masukan dan kritik dari masyarakat dijadikan energi positif untuk meningkatkan mutu layanan rumah sakit di masa mendatang.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, manajemen rumah sakit, organisasi profesi, dan masyarakat, RSUDAM diharapkan semakin profesional, berintegritas, dan menjadi rumah sakit yang semakin dipercaya masyarakat Lampung.
“Seluruh upaya ini bermuara pada satu tujuan: memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik, aman, manusiawi, dan menghadirkan kekuatan bagi masyarakat,” tutupnya
